Di pinggir kota ada seorang pria bernama sigit. Ia berumur 24 tahun dan tinggal bersama kakeknya bernama Amat. Kakek amat bekerja sebagai tukang becak untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama sigit. Sigit telah kehilangan orang tuanya sejak kecil.
Meskipun begitu sigit tumbuh dewasa dengan baik berkat kakeknya. Sigit memiliki seorang teman bernama Sarah, Ia telah berteman dengan Sarah sejak masih kecil. Akan tetapi saat masih kecil Sarah pindah karena pekerjaan orang tuanya, meskipun begitu mereka bertemu lagi karena Sigit dan Sarah sama-sama bekerja di suatu perusahaan sebagai tukang bersih-bersih atau yang sering disebut office boy.
Meskipun hanya menjadi OB Sigit tetap bersyukur dapat membantu kakeknya memenuhi kebutuhan hidup.
Dipagi hari sebelum matahari terbit Sigit bersiap-siap untuk pergi bekerja.Karena jarak antara rumah dan tempatnya bekerja cukup jauh dan hanya menggunakan sepeda sebagai kendaraan. Sigit sebisa mungkin tidak mengeluarkan uang untuk berhemat.
Sebelum berangkat Sigit membantu kakeknya menyelesiakan pekerjaan rumah kemudian setelah itu ia pamit. Sigit : “Kakek Sigit berangkat ya kek.”Sambil mencium tangan kakeknya. Kakek Amat “Iya, kamu hati hati ya dijalan.” Sigit “Kakek juga hati hati ya nanti kalau berangkat kerja.”
Diperjalanan Sigit melihat nenek – nenek yang sedang kebingungan, Karena penasaran Sigit menghampirinya. “Permisi nek, nenek sedang mencari apa?” Nenek “Saya tersesat ketika mencari toko kue disekitar sini, cucu saya sedang menunggu disana.” Sigit merasa kasihan dan akhirnya menawarkan bantuan padanya.
”Saya antar ke toko kuenya ya nek? sepertinya di sekitar sini saya hanya tau satu toko kue saja.” Nenek itu kemudian menerima bantuan sigit dan sigit pun menghantarkannya sampai ke depan toko kue. Sesampainya di depan toko kue sigit melihat jamnya dan waktu masuk kerjanya sudah dekat.
“Sudah sampai nek, kalau begitu saya pergi dulu ya.” “ Eh tunggu…” Sigit langsung pergi terburu buru, Nenek itu tak sempat mengucapkan rasa terima kasihnya dan berharap dapat bertemu lagi dan berterima kasih. Sigit kemudian bergegas ke tempat kerjanya dan ketika hampir sampai rantai sepedanya putus. “kok bias putus sih?
Untung saja sudah didekat tempat kerja, kalau putus dari tadi kan bisa gawat.” Sigit pun menuntun sepedanya dan berencana untuk memperbaikinya setelah pekerjaanya selesai. Saat sudah didepan pintu masuk dan hendak membukanya sigit bertabrakan dengan seorang pria. Ia pun membantu pria itu bangun. ” kamu tidak apa-apa?” pria tersebut menolak bantuan sigit kemudian membentaknya karena ceroboh ketika berjalan.
Sigit merasa bahwa pria tersebutlah yang terlihat terburu-buru dalam berjalan. Kemudian pria itu pergi dengan terburu-buru. Sigit melihat bahwa dompet pria tersebut terjatuh. Melihat ia makin sigit pun mengambil sepedanya untuk mengejarnya.
Lupa dan menyadari rantai sepedanya putus sigit pun berniat mengembalikannya besok. “Sial aku lupa kalau rantai sepeda ku putus. Aku akan mengembalikannya besok, sepertinya dia salah satu karyawan disini. kemudian ia pun masuk dan bersiap untuk melakukan pekerjaannya. Ketika hendak ke ruang ganti, Sigit melihat manajer perusahaannya sedang mencari sesuatu.
Melihat manajernya butuh bantuan Sigit pun menghampirinya dan ingin membantunya. “Selamat pagi pak manejer, apakah bapak sedang mencari sesuatu?” Manajer : “kamu tidak lihat sedang mencari barang saya? Dompet saya hilang, kalau kamu mau bantu langsung cari saja!” Sambil mencari dompetnya tanpa melihat kehadiran sigit. “Baik, saya akan mencari di tempat yang anda lewati sebelumnya, sebelum ini anda kemana saja Pak?”
Ketika manajer berbalik dan hendak memberitahunya, Ia melihat dompetnya ada di tangan sigit. Manajer : “DASAR KAU PENCURI, ini kan dompet saya.” Sambil mengambil dompetnya dari tangan sigit. “Bukan pak, saya bukan pencuri, dompet itu milik salah satu karyawan disini, dia menjatuhkannya tapi saya ti…” Manajer : “Sudah jangan banyak alasan kamu, Pergi dari perusahaan ini sekarang juga, Mulai hari ini kamu saya pecat!” “Tapi pak bukan sa…”. “ Sudah, bersyukur saja saya tidak memanggil polisi, karena saya tidak ingin perusahaan saya dinilai jelek karena kamu.”
Tidak sempat memberikan penjelasannya Sigit pun tidak memiliki pilihan lain selain pergi lalu pulang.”Sigit mengambil sepedanya kemudian pergi ke bengkel untuk memperbaiki sepedanya. Disisi lain Sarah belum melihat kedatangan sigit dari tadi dan ia pun mencoba menelpon sigit *Tuuut..* ponsel milik Sigit berdering.
Mengetahui Sarah menelpon sigit pun menerima panggilan dari sarah. “Halo Sarah ada apa?” Sarah “Kamu kemana, kok bolos kerja ?” Sigit “Aku dipecat sama Manejer tadi pagi sar..” Sarah : “HAH! Kok bisa. Emangnya kenapa kamu dipecat ? “Manajer mengira bahwa aku mengambil dompetnya aku sudah mencoba untuk menjelaskannya tapi manajer tidak memberiku kesempatan untuk menjelaskan.“Aku akan mencoba untuk berbicara pada manajer.”
“Tidak apa sarah, tidak usah memaksakan dirimu, aku bisa mencari pekerjaan lagi nanti.” Meskipun berkata begitu Sigit sebenarnya tidak tau lagi mencari pekerjaan lagi dimana. Sementara itu sarah mencoba berbicara pada manajer tentang apa yang terjadi pada Sigit.
Manajer itu bukan salah tapi sigit, saya sudah mengenalnya dari kecil dia tidak akan melakukan perbuatan seperti itu. “Sudahlah aku tidak memerlukan penjelasan lagi, jelas sekali aku melihat dompetku ditangannya. Ngomong-ngomong apakah kamu tidak bosan dengan pekerjaan ini, aku bisa menempatkanmu ditempat yang lebih pantas.”
Sarah ‘Diamlah aku akan buktikan bahwa Sigit tidak bersalah dan aku berhak memilih jalan yang aku pilih Ayah…! “Hhhh (Menghela nafas) Terserah kamu saja.”
Setelah sepedanya diperbaiki Sigit pulang. Ketika diperjalanan sigit melihat kakeknya berada dipersimpangan jalan yang sedang menunggu lampu lalu lintas berubah hijau. Sigit berencana ingin menyapa kakeknya, lalu ia pun mengayuh sepedanya lebih cepat.
Tiba tiba terdengar suara klakson yang berulang ulang, sigit melihat kebelakang dan melihat truk melaju tak terkendali menuju kearah persimpangan dimana kakek amat berada. Sadar akan terjadi kecelakaan tanpa pikir panjang sigit mengayuh sepedanya sekuat tenaga sambil berteriak memanggil kakeknya.
Sigit ‘KAKEK! KAKEK!” Dalam hati sigit berkata “Kumohon dengarlah suaraku kek…” setelah beberapa kali memanggil, kakeknya menatap kebelakang dan melihat sigit sedang memanggilnya sambil berteriak. Tapi semua sudah terlambat, truknya menyalip sigit dan bertabrakan dengan kendaraan lain serta becak kakek amat.
Sigit memegang tangan kakeknya, berharap masih ada keajaiban kecil yang dapat membuat kakeknya tidak pergi meninggalkannya sendirian. Tak lama kemudian layanan darurat membawa para korban ke rumah sakit, begitu juga dengan kakek amat.
Dirumah sakit Kakek amat dibawa ke ruang Unit Gawat Darurat dan harus segera mendapatkan perawatan medis segera karena mengalami luka yang cukup parah. Sigit menunggu dan berharap kakeknya dapat diselamatkan. Tiba tiba ponsel sigit berdering, Ia mengangkatnya dan yang menelponnya adalah Sarah.
Sarah: “Sigit dengar aku menemukan bukti bahwa kamu tidak bersalah dan ternyata orang yang mengambil dompet manajer adalah orang yang bertabrakan denganmu didepan pintu masuk sebelumnya. Sigit hanya terdiam dengan pernyataan sarah. “Ada apa?’’ Sepertinya kamu tidak senang. “Sebenarnya kakekku baru saja mengalami kecelakaan dan dibawa ke UGD, Maaf sarah aku bingung harus senang atau tidak sekarang.” “Kamu dirumah sakit mana?” Tanya sarah dengan nada cemas.
“Aku berada dirumah Sakit Siloam Hospital, emangnya kenapa?” “Tunggu aku disana.” Beberapa saat kemudian Sarah datang. “Sigit kamu baik baik saja?’’ Akan kelihatan berbohong apabila aku mengatakan tidak apa-apa.’’ “Turut prihatin ya atas kejadian ini mari berdoa agar kakek mu selamat. “Terima kasih sarah.” Oh ya aku kemari bersama nenek ku, dia bersikeras untuk ikut entah kenapa.
”Ternyata nenek tersebut adalah nenek yang dibantu oleh sigit pergi ke toko kue. Nenek tersebut berterima kasih pada sigit karena telah membantunya saat itu dan ingin membalas kebaikan yang telah dilakukan oleh sigit. Beberapa jam kemudian petugas medis datang menghampiri sigit dan mengatakan bahwa kakek amat sekarang baik baik saja, dan sudah melewati masa kritisnya. sigit sangat senang dan lega mendengar hal tersebut.
Namun, ditengah kelegaan dan kebahagiaan terdengar suara gaduh diluar ruangan. Sigit dan Sarah Neneknya keluar dan melihat sekelompok orang yang berkumpul diluar, tampaknya ada masalah dalam rumah sakit.
Ternyata, kelompok tersebut adalah keluarga pasien lain yang mengalami luka berat, Mereka mengalami kesulitan finansial dalam membayar tagihan rumah sakit, mereka mengadakan protes menuntut penyelesaian atas biaya yang terlalu tinggi. Hal ini membuat sigit merasa terkejut karena dia juga harus membayar biaya rumah sakit yang tinggi.
Dia tidak memiliki cukup uang untuk membayar tagihan yang tinggi tersebut, dan tekanan finansial membuatnya semakin putus asa. Melihat sigit yang kebingunan dan terlihat putus asa. Sarah dan Neneknya mendekati sigit, mereka menegetahui situasi yang dialami sigit dan merasa tergerak untuk membantunya.
Mereka juga ingin membalas kebaikan sigit yang telah membantu nenek sarah. Tanpa ragu sarah dan neneknya menawarkan bantuan kepada sigit. Kemudian sigit terharu oleh bantuan dari sarah dan neneknya, ia sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan padanya. Dengan bantuan yang diberiklan oleh mereka sigit merasa beban yang dirasakannya berkurang dan menjadi lebih ringan.
Beberapa minggu kemudian kakek amat sudah menjadi lebih baik, sigit sudah mulai bekerja lagi dengan menjadi karyawan diperusahaan tempat ia bekerja sebelumnya atas saran dari Sarah, sigit sedikit kebingungan kenapa dia dapat melakukan hal itu, tapi ia tak terlalu memikirkannya. manajernya juga sudah, meminta maaf pada sigit, ia sekarang menjadi lebih yakin dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
Dalam hidup kita sering kali melihat kebaikan datang dari tempat yang tidak terduga dan dari orang orang yang tidak kita kenal sebelumnya.